Penerbitan Prangko Istimewa
Seri Konferensi Dunia PBB tentang Penanggulangan Bencana
Kerjasama internasional pengurangan risiko bencana jauh lebih baru dan sederhana dibandingkan dengan kebanyakan bentuk-bentuk kerjasama internasional lainnya. Baru mulai pada akhir abad ke-20 ketika Majelis Umum PBB, pada tahun 1990-an menunjuk International Decade of Natural Disaster Reduction. Salah satu alasan utama rendahnya kerjasama internasional adalah masyarakat internasional belum sepenuhnya memahamí bahwa tidak hanya bahaya alam yang ditimbulkan, tetapi juga praktek-praktek pembangunan berisiko yang menimbulkan tingginya kerugian bencana yang dihadapi dunia pada abad ini.
Didorong oleh guncangan Tsunami Samudra Hindia tahun 2004, tiga minggu kemudian negara-negara datang bersama-sama pada bulan Januari 2005 di Jepang untuk menghadiri konferensi terjadwal dan menyepakati Hyogo Framework for Action(HFA) 2005-2015: Building the Resilience of Nations and Communities to Disasters (Membangun Ketahanan Bangsa dan Masyarakat Terhadap Bencana). Kemajuan utama yang dibuat dalam implementasi HFA telah kualitatif, memperkenalkan pengaturan kebutuhan lembaga-lembaga pemerintah, perundang-undangan dan perencanaan, yang merupakan dasar untuk pengurangan risiko bencana yang dapat diukur di masa depan. Tahap awal yang krusial ini telah menjadikan pergeseran besar dalam pola pikir dari semakin meningkatnya rawan bencana, investasi pembangunan yang tidak perkelanjutan, memahami bahwa pembangunan yang tahan lama harus mampu menahan ancaman yang ditimbulkan oleh bencana alam.
Cukup banyak lembaga kerjasama internasional mulai mengalihkan perhatian mereka ke pengurangan risiko bencana. Dari lembaga keuangan seperti Bank Dunia, ke forum seperti G20 dan yayasan swasta seperti Rockefeller Foundation, telah menciptakan inisiatif yang berdedikasi dan program di seluruh pengurangan risiko bencana. Sejumlah badan-badan PBB dan organisasi-organisasi non-pemerintah internasional telah mengambil tindakan untuk mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke dalam program-program pembangunan mereka, misalnya, melalui 2013 UN Plan of Action on Disaster Risk Reduction for Resilience Rencana PBB untuk Tindakan Pengurangan Risiko Bencana untuk Ketahanan tahun 2013).
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menyoroti perlunya kerjasama internasional yang lebih banyak. Upaya-upaya telah dilakukan oleh beberapa negara untuk memenuhi target tersebut. Namun saat ini tidak tersedia data yang otoritatif atau pelacakan data secara sistematis atas berjasama internasional, kemitraan atau pendanaan/ investasi untuk pengurangan risiko bencana saat ini.
Kerjasama internasional dan kemitraan global untuk pembangunan dan pengurangan risiko adalah penting. Kemitraan global Bencana adalah penting mengingat tantangan seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan ketidakstabilan keuangan, tantangan kesehatan transnasional, kerawanan pangan atau konflik pentingnya dan keunggulannya telah lama berdiri seperti yang dijelaskan di bagian atas kerjasama dan kemitraan akan menjadi inti dari keberhasilan pelaksanaan kesepakatan
Internasional seperti Post-2015 Framework untuk pengurangan risiko bencana yang bekerja dengan aksi nasional maupun local.
Penerapan kerangka post-2015 framework untuk pengurangan risiko bencana akan membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh mitra disejumlah daerah:
1. Kolaborasi dan kerjasama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk data, informasi dan berbagi pengetahuan,
2. Kerjasama global/ regional dan kemitraan untuk mendukung implementasi
3. Kerjasama antar batas negara: Bencana tidak mengenal tapal batas
4. Kerjasama dilingkungan sistem PBB