PENERBITAN BERSAMA REPUBLIK INDONESIA-REPUBLIK RAKYAT DEMOKRASI KOREA
Pada bulan April tahun 1965, Presiden Korea Utara Kim I Sung melakukan kunjungan diplomatik ke Indonesia. Pada kesempatan kunjungan itu, Presiden Indonesia Soekarno mengajak Kim I Sung berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor, sebuah taman besar tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman.
Ketika mereka berjalan-jalan di taman itu sambil menikmati indahnya suasana, Kim ll Sung berhenti sejenak untuk menikmati deretan anggrek jenis "dendrobium'" asal Makassar, yang sedang mekar. Melihat sejawatnya tertarik dengan bunga itu, Bung Karno langsung memberikan bunga anggrek tersebut kepada Kim ll Sung. Hadiah itu sekaligus sebagai hadiah ulang tahun untuk sang tamu.
Pada saat itu juga, Bung Karno berinisiatif untuk memberikan nama kepada bunga tersebut. Munculah nama "Kimilsungia", perpaduan nama Kim ll Sung dan Indonesia. Sejak itulah, Kimilsungia diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara, sekaligus sebagai simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara. "Diplomasi bunga" ala Soekarno itu akhirnya menjadikan Indonesia sebagai negara istimewa di hati rakyat Korea Utara.
Kimilsungia pun dirawat dan dikembangkan di Korea Utara Pengembangan bunga ïtu terus berjalan di Korea Utara. Proses budi daya di negeri itu bukan hanya menjadikan bunga itu terus tumbuh, melainkan dikembangkan menja?i lebih subur. Jika di Indonesia Kimilsunga memiliki tiga kuntum setiap tangkainya, di Korea Utara dibudidayakan menjadi enamhingga tujuh kuntum setiap tangkai.
Untuk mengenang hubungan baik kedua negara, pemerintah Korea Utara pada 1999, untuk pertama kalinya, menggelar Festival Bunga Kimilsungia". Festival itu juga sebagai penghormatan bangsa Korea Utara kepada mendiang Kim II Sung, presiden yang sangat dicintai rakyatnya. Setiap penyelenggaraan agenda tahunan itu pula Pemerintah Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mendapat kehormatan untuk memberikan sambutan pada acara pembukaan festival.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Korea Utara kini masih terus terjalin, meskipun kaku dan tergerus. Walaupun agak bermasalah karena pelanggaran hak asasi manusia serta ambisi rudal dan nuklirnya yang telah mengancam Korea Selatan dan Jepang, Korea Utara memiliki hubungan politik yang erat, kepentingan ekonomi, dan kerja sama strategis dengan Indonesia. Indonesia masih berhubungan dengan Korea Utara karena negara ini mengutamakan dialog dan menganggap Korea Utara tidak perlu diisolasi. Indonesia mendorong Korea Utara untuk membuka diri dan melakukan hal yang benar, seperti yang dilakukan Indonesia kepada Myanmar.