PENERBITAN PRANGKO SERI PEDULI LINGKUNGAN
Kesejahteraan umat manusia, lingkungan, dan fungsi ekonomi, akhirnya tergantung pada manajemen sumber daya alam planet yang bertanggung jawab, Bukti menunjukkan bahwa orang mengkonsumsi sumber alami jauh melebih dari pada apa yang planet ini dapat berikan secara berkelanjutan.
Banyak dari ekosistem bumi sedang mendekati titik kritis dari penipisan cadangan atau tidak dapat berubah kembali pada kondisi semula, yang didorong oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pembangunan ekonomi. Pada tahun 2050, jika pola konsumsi dan produksi saat ini tetap sama dan dengan peningkatan populasi yang diperkirakan akan mencapai 9,6 milar, maka kila akan membutuhkan tiga planet untuk mempertahankan pola konsumsi dan cara hidup kita.
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini adalah "Seven Blilion Dreams, One Planet, Consume with Care", Hidup dalam batas-batas planet adalah strategi yang paling menjanjikan untuk memastikan masa depan yang sehat. Kemakmuran manusia tidak perlu membebani bumi. Hidup berkelanjutan adalah tentang melakukan lebih banyak dan lebih baik dengan lebih sedikit, Hal ini adalah tentang mengetahui bahwa peningkatan penggunaan sumber daya alam dan dampak lingkungan yang terjadi bukan oleh produk dari pertumbuhane ekonomi yang diperlukan.
Air
Meskipun rumah tangga relatif rendah dalam mengkonsumsi air, pertumbuhan penduduk dan perluasan penggunaan air telah melebihi efek teknologi dan perilaku penghematan air.
-Kurang dari 3% air tawar di dunia (yang dapat diminum), 2,5% di antaranya beku di Antartika, Kutub Utara dan gletser. Oleh karena itu seluruh ekosistem dan kebutuhan air tawar umat manusia harus bergantung pada 0,5%.
-Manusia mencemari air lebih cepat daripada lam mendaur ulang dan memurnikan air di sungai dan danau.
-Lebih dari 1 miliar orang masih tidak memiliki akses ke air bersih.
-Penggunaan air yang berlebihan berk ontribusi ternadap stres air global.
-Air diperoleh secara cuma-cuma dari alam namun infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyediakannya mahal.
Energi
Meskipun kemajuan teknologi yang telah mempromosikan efisiensi energi, penggunaan energi di negara-negara OECD akan terus tumbuh lagi 35% pada tahun 2020. Penggunaan energi untuk komersial dan perumahan adalah perkembangan paling cepat kedua setelah transportasi. Pada tahun 2002 keberadaan kendaraan bermotor dinegara-negara OECD adalah 550 juta kendaraan (75% diantaranya adalah mobil pribadi). Terjadi peningkatan 32% kepemilikan kendaraan pada tahun 2020. Pada saat yang sama, jarak tempuh kendaraan bermotor diperkirakan meningkat sebesar 40% dan perjalanan udara global naik tiga kali lipat pada periode yang sama.
-Kita dapat menggeser pola konsumsi kita terhadap barang dan jasa dengan energi yang lebih rendah dan intensitas materi tanpa mengorbankan kualitas hidup.
-Rumah tangga mengkonsumsi 29% dari energi global dan akibatnya berkontribusi menghasilkan 21% misi CO2. Biaya untuk menghasilkan energi terbarukan semakin kompetitif dengan yang berasal dari bahan bakar fosil. Seperlima dari konsumsi energi di dunia pada 2013 adalah dari energi terbarukan.
-Secara global, konsumsi energi tumbuh paling cepat di sektor transportasi dan jasa, didorong oleh meningkatnya perjalanan penumpang dan angkutan barang, serta ekspansi yang cepat dalam layanan jasa niaga.
Makanan
Sementara dampak lingkungan yang besar dari makanan terjadi pada tahap produksi (pertanian, pengolahan makanan), rumah tangga mempengaruhi dampak tersebut melalui pilihan makanan dan kebiasaan mereka.
Hal ini akibatnya mempengaruhi lingkungan melalui konsumsi energi yang berhubungan dengan makanan dari limbah.
-1,3 miliar ton makanan yang terbuang setiap tahun sementara hampir 1 miliar orang kekurangan gizi dan 1 miliar lainnya kelaparan.
-Mengkonsumsi makanan secara berlebihan akan merugikan kesehatan dan lingkungan kita.
?1,5 miliar orang di seluruh dunia kelebihan berat badan atau obesitas.
?Degradasi lahan, penurunan kesuburan tanah, penggunaan air yang tidak berkelanjutan,
penangkapan ikan yang berlebihan dan degradasi lingkungan laut semua mengurangi kemampuan sumber daya alam untuk memasok makanan.
?Sektor makanan menyumbang sekilar 30% dari total konsumsi energi dunia dan menyumbang sekitar 22 % daritotal emisi gas rumah kaca.
- Peningkatan konsumsi yang merugikan mempengaruhi ketahanan pangan
?Kenaikan harga pangan.
?Peningkatan metode produksi makanan secara capat akan menggunakan lebih banyak sumber daya secara intensif.
Penggunaan sumber daya makanan secara intensif akan menguras sumber daya agro-ekologi yang akan mempengaruhi kemampuannya untuk menghasilkan makanan secara berlimpah.