Kepulauan Derawan merupakan surga tropis yang sempurna yang menjadi dambaan setiap orang: hangat, terisolasi dengan pasir putih yang lembut yang dibatasi dengan nyiur melambai, laut yang masih asli yang berubah warna dari hijau ke biru, kehidupan bawah laut yang menakjubkan dari penyu raksasa, lumba-lumba, ikan pari, duyung dan barakuda, ubur-ubur, dan kadang-kadang paus. Derawan memang salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Tidak mengherankan bahwa Kepulauan Derawan dianggap sebagai tujuan menyelam terbaik ketiga di dunia.
terletak tak jauh dari daratan Kalimantan Timur di Kabupaten Berau, kepulauan Derawan terdiri dari 31 pulau, yang paling terkenal di antaranya adalah pulau Derawan, Maratua, Sangalaki dan Kakaban. Di sini tempat kura-kura raksasa langka dan terancam punah bertelur, penyu hijau dan penyu sisik, terbesar di Indonesia. Setiap hari kita dapat menyaks?kan penyu bertelur di pasir atau berenang dengan penyu di laut. Seluruh wilayah konservasi laut mencakup tidak kurang dari 1,27 juta hektar.
Di sini, dapat ditemukan 460 spesies karang yang berbeda, peringkat kedua setelah Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat. The Nature Conservancy dan tim ahli internasional juga menemukan lebih dari 870 spesies ikan di sini, mulai dari kuda laut kerdil sampai ikan pari raksasa. Pada saat-saat tertentu, sekelompok ikan pari yang berjumlah hingga 50 ekor terlihat makan bersama di perairan Derawan, kata The Nature Conservancy.
Sementara di Kakaban, dapat ditemukan sejumlah besar ubur-ubur dan paling beragam di dunia, termasuk empat spesies unik ubur-ubur yang salah satunya dapat berenang
terbalik. Hal ini menjadi alasan bahwa Kakaban dipertimbangkan menjadi nominasi
UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
Raja Ampat atau 'Empat Raja', adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau ini yang
berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang ditemukan di sini adalah Waigeo, Misool (yang merupakan rumah bagi lukisan batu kuno), Salawati, dan Batanta.
Penggemar olahraga bawah air berbondong- bondong ke wilayah ini karena menawarkan pemandangan laut terbaik di dunia. Di pulau-pulau Raja Ampata penyelam dapat menjelajahi dinding vertikal Sensasi penyelaman di permukaan merupakan
tantangan besar lain. Ini adalah pengalaman mengagumkan yang akan ditemukan di Raja Ampat.
Wilayah yang berada di pulau-pulau Raja Empat sangat luas, meliputi 9,8 juta hektar
daratan dan laut, rumah bagi 540 jenis karang, lebih dari 1.000 jenis ikan karang dan 700 jenis moluska. Hal ini membuat perpustakaan hidup yang paling beragam untuk dunia terumbu karang dan biota bawah laut. Menurut laporan yang dikembangkan oleh The Nature Conservancy dan Conservation International, sekitar 75% dari Spesies di dunia tinggal di sini.
Sementara pemandangan mungkin saja tampak bagai mimpi, namun sebenarnya ini bukan ilusi. Ketika akan memulai penyelaman, frasa "Perhatian terhadap detail" akan menjadi makna baru saat kuda laut kerdil berenang di sekitar jari-jari Anda. lkan pari dan wobbegongs akan meluncur tepat di depan Anda. ikan tuna, ikan kwe raksasa (giant
trevally), kakap, dan bahkan barakuda ada di sana untuk melengkapi "daftar pertemuan
bawah air Anda. Belum lagi asisten ramah dugong, dan seekor rekan yang sibuk, penyu.
keindahan alam yang belum tersentuh adalah daya tarik utama di sini.
Taman Laut Nasional Wakatobi, terletak tepat di jantung Segitiga Terumbu Karang Asia-Pasifik, di provinsi Sulawesi Tenggara, Kepulauan Wakatobi menawarkan perairan yang murni dan jernih serta kehidupan bawah laut yang kaya akan keanekaragaman hayatinya, benar-benar surga bagi para penyelam, karena ini adalah salah satu dari 3 jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia yang membentang dari Kepulauan Solomon di Pasifik ke Wakatobi, dan di Utara ke Filipina. Wakatobi sendiri dikatakan memiliki 942 spesies ikan dan 750 spesies terumbu karang dari total 850 koleksi dunia.
Sekarang Taman Laut Nasional meliputi seluruh Kabupaten Wakatobi, terdiri dari total 1,4 juta hektar, dimana 900.000 hektar yang dihiasi dengan spesies terumbu karang tropis yang berbeda dan berwarna-warni. Wakatobi secara luas diakui sebagai taman laut yang memiliki jumlah spesies karang dan ikan tertinggi di dunia. Kepulauan di Wakatobi juga terkenal sebagai karang penghalang terbesar di Indonesia, kedua setelah Great Barrier Reef di Australia. Di sini dapat ditemukan karang tepi, atol, dan terumbu penghalang yang menawarkan lebih dari 50 lokasi penyelaman yang spektakuler mudah diakses dari pulau-pulau besar. Wakatobi adalah habitat spesies ikan besar dan kecil, taman bermain lumba ?umba, penyu dan bahkan paus.
Kepulauan yang terdiri atas 143 pulau baik yang berukuran besar maupun kecil, hanya 7
pulau di antaranya berpenghuni dengan total populasi sekitar 100.000 jiwa, sementara
yang lain tetap tak berpenghuni. Paling terkemuka adalah masyarakat Bajo, para pelaut
perantau yang mendiami banyak pulau-pulau terpencil di lndonesia.
Terletak di ujung tenggara 'kelopak' dari pulau Sulawesi yang berbentuk anggrek serta
dipisahkan oleh Laut Banda yang dalam di sebelah utara dan timur, laut Flores ke selatan nama Wakatobi sebenarnya merupakan akronim dari empat pulau utama, yaitu: Wangi-wangi (WA), Kaledupa (KA), Tomia (TO) dan Binongko (BI).
Ibukota wilayah Wakatobi adalah Wanci di Wangi-Wangi. Sejak pembukaan Bandara
Matohara di Wangi-Wangi, pulau-pulau terpencil ini sekarang lebih mudah diakses dan
dapat dicapai dengan penerbangan dari Jakarta atau Makassar. Ada juga landasan lain di pulau Tomia, yang menerima carter dari Bali.
Pulau Belitung, di lepas pantai timur Sumatera, diapit oleh Selat Gaspar dan Karimata, terletak sebuah pulau yang mempesona dengan pantai yang indah dan pemandangan yang menarik disebut: Pulau Belitung. Lanskap yang unik, dihiasi dengan pantai pasir putih mutiara, air jernih, dan formasi batu granit yang luar biasa di pantai dangkal, adalah beberapa fitur terbaik dari pulau ini.
Bersamaan dengan Pulau Bangka di dekatnya yang jauh lebih besar dan pulau-pulau kecil lainnya, gugusan pulau ini pernah menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Namun pada tahun 2000, gugusan pulau tersebut secara resmi, dinyatakan sebagai provinsi ke-31 di Indonesia dengan nama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pulau Belitung sendiri terbagi menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung dengan ibukota Tanjung Pandan, dan Kabupaten Belitung Timur dengan kota Manggar sebagai ibukotanya.
Meskipun tidak sepopuler Bali atau Lombok, Belitung dikaruniai beberapa pantai terbaik
di negeri ini, Pasir lembut dan putih, dan beberapa bahkan berpendapat bahwa pasir di sini adalah bahkan lebih putih dari yang di Bali.
Fitur yang paling berbeda dari Pantai Belitung adalah formasi batu granit yang menarik
yang menyebar dia atas pantai dangkal. Mulai dari ukuran beberapa meter kubik, batu-batu granit raksasa ini dapat seukuran dengan sebuah rumah. Pada beberapa formasi batu-batu raksasa bahkan ada yang memiliki terowongan pendek di bawahnya, membuatnya menjadi tempat bermain yang menarik bagi pengunjung untuk mandi di perairan yang tenang.
Belitung juga dikellingi oleh lebih dari 100 pulau-pulau kecil. Hampir seluruhnya dihiasi
dengan pasir dan batu granit putih, dan hanya beberapa di antaranya yang berpenghuni
Satu pulau khususnya, Pulau Lengkuas, merupakan lokasi dari mercusuar antik dari abad ke-19. Mercusuar tersebut dibangun pada masa kolonial Belanda dan menawarkan pemandangan yang indah dari daerah tersebut. Pulau Burung, Pulau Babi, Pulau Pengadaran, Pulau Lutung, Pulau Kera, dan Pulau Jenang, adalah di antara beberapa pulau-pulau kecil yang menawarkan pengalaman menakjubkan.
Selain pantai yang menakjubkan, Belitung juga menawarkan warisan masa lalu. Di jantung kota Tanjung Pandan, Museum Belitung menyimpan koleksi lengkap tentang sejarah pulau. Dibangun pada tahun 1963, museum ini diprakarsai oleh seorang ahli geologi Belgia, Dr Oesberfer an' Geologi. Pada awalnya, museum hanya menyimpan koleksi eksplorasi pertambangan dan sampel sumber daya pertambangan pulau. Kemudian dijadikan sebagai museum kabupaten dan koleksinya ditambahkan berbagai item lainnya, termasuk: perlengkapan rumah tangga tradisional, tembikar, senjata tradisional, dan banyak lagi.
Terdapat juga sebuah kuil Buddha yang indah dari abad ke-18 yang terletak di desa Burung Mandi, di Kecamatan Manggar. Vihara tersebut didedikasikan untuk dewi Kwan Im yang dibangun pada tahun 1747 dan masih berfungsi sampai hari ini sebagai tempat suci bagi umat Buddha. Mengusung arsitektur Cina yang berbeda, kuil tersebut terletak indah di atas bukit dan menawarkan pemandangan pulau yang menarik.