World Scout Jamboree (WSJ) atau dalam Bahasa Indonesia disebut Jambore Kepanduan Sedunia merupakan perkemahan besar bagi para Pandu/ Pramuka berusia 14-17 tahun dari seluruh dunia. WSJ pertama kali diadakan di London, Inggris, tempat kelahiran gerakan kepanduan sedunia, pada 1920. WSJ yang diadakan setiap empat tahun itu, kali ini merupakan WSJ yang ke-24, karena itu disebut sebagai the 24th WSJ 2019 dan diadakan di belahan utara Benua Amerika.
Kalau biasanya penyelenggara WSJ hanya satu organisasi nasional kepanduan (National Scout Organization/ NSO) dari satu negara saja, inilah untuk pertama kalinya WSJ diadakan bersama-sama oleh tiga NSO dari tiga negara, yaitu Scouts Canada dari Kanada, Boy Scouts of America dari Amerika Serikat, dan Asociacion de Scouts de Mexico dari Meksiko. Penyelenggaraannya sendiri dilakukan di bumi perkemahan Summit Bechtel Family National Scout Reserve atau umum dikenal sebagai Summit Bechtel Reserve (SBR) saja , yang merupakan bagian dari taman nasional di West Virginia, Amerika Serikat.
Selama hampir dua minggu, dari 22 Juli sampai 2 Agustus 2019, sekitar 50.000 peserta dan panitia WSJ yang datang dari 170 negara dari teritori akan mengikuti berbagai kegiatan yang telah disiapkan. Program kegiatan ditekankan pada pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sebanyak mungkin alam, seperti penggunaan listrik tenaga surya, dan daur ulang barang bekas pakai, sampai Global Development Village (GDV), di mana para peserta dapat belajar, berdiskusi, dan memberi masukan terhadap masalah-masalah besar di dunia. Di sini pula, Scouts for SDGs (Scouts for Sustainable Development Goals) atau Pramuka/ Pandu untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, diperkenalkan dan dibahas.
Sebagai calon pemimpin di masa depan, sejak remaja, para Pramuka/ Pandu memang telah diperkenalkan dengan upaya-upaya untuk menjadikan dunia lebih baik, sebagaimana slogan World Scouting atau Gerakan Kepanduan Sedunia, yaitu “Scouts, Creating a Better World” (Para Pramuka/ Pandu menciptakan dunia yang lebih baik). Jadi, masalah kesejahteraan manusia, termasuk menghilangkan kemiskinan, penyediaan air bersih, rumah tinggal, serta pangan yang cukup, kesetaraan gender, pengertian tentang pentingnya hak asasi manusia, membantu pelestarian lingkungan dengan menjaga hewan dan tumbuhan, sampai masalah kesehatan dan pendidikan untuk semua, menjadi bagian dari program kegiatan dalam acara tersebut.
Tentu saja, program kegiatan yang disiapkan tidak diberikan dalam bentuk pelajaran di dalam kelas, melainkan melalui permainan-permainan yang mengasyikan di alam terbuka. Sambil bermain, para peserta dapat belajar banyak hal. Dan yang tak kalah pentingnya, dalam setiap permainan tersebut, aturan Safe from Harm (Aman dari Bahaya) ditekankan dengan tegas. Ini termasuk bahaya bullying (perundungan) atau pun bahaya fisik dan nonfisik lainnya.
Gerakan Pramuka dari Indonesia yang merupakan NSO dengan jumlah anggota terbesar di dunia, yaitu 21 juta anggota dari sekitar 50 juta Pramuka/ Pandu di seluruh dunia, ikut serta pula mengirimkan kontingennya. Sebanyak 80 peserta, termasuk pembina pendamping, pimpinan kontingen, dan anggota relawan internasional dari Gerakan Pramuka akan bergabung dalam WSJ kali ini.