1. PLBN ARUK
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, merupakan bangunan representasi, simbol, dan kinerja pengelolaan perbatasan negara yang dibangun di Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. PLBN Aruk dapat ditempuh kurang lebih 6 jam perjalanan darat dari Kota Pontianak (Ibukota Provinsi) dengan jarak tempuh kurang lebih 320 Km. Sementara dari pusat kota Kabupaten Sambas, PLBN Aruk dapat dijangkau kurang lebih 1,5 jam hingga 2 jam, dengan jarak kurang lebih 90 Km.
PLBN Aruk dibangun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 PLBN Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan. Presiden Joko Widodo meresmikan PLBN Aruk yang memiliki luas 9,1 Ha ini pada 17 Maret 2016. PLBN Aruk terhubung dengan Pintu Perbatasan Biawak di Serawak, Malaysia.
Bentuk bangunan inti PLBN Aruk mengadopsi arsitektur rumah adat tradisional dan ornamennya mengadopsi corak ukiran tradisional masyarakat lokal. Konsep atas bangunan PLBN Aruk ditransformasi dari bentuk Rumah Panjang dan Perisai khas Dayak. Perisai melambangkan bagian pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melindungi, sedangkan corak dan warna mengaplikasikan kombinasi etnik-moderen yang diterapkan pada bagian elemen dinding dan relief pada bagian pintu gerbang, termasuk atapya tinggi dengan ukiran tradisional Dayak.
PLBN Aruk menjadi tempat terpadunya pemeriksaan imigrasi, bea cukai, karantina pertanian dan ikan, serta karantina kesehatan bagi pelintas batas dari Indonesia ke Malaysia maupun sebaliknya.
PLBN Aruk didisain tidak hanya untuk pelayanan lintas batas negara semata., Kedepannya, PLBN Aruk diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di perbatasan negara. Selain layanan pelintas batas di Zona Inti, Pemerintah membangun Zona Penunjang yang dilengkapi dengan fasilitas seperti pasar wisata, wisma Indonesia, layanan perbankan, rumah ibadah, serta berbagai fasilitas layanan publik lainnya hingga ruang terbuka hijau.
"Saya ingin titip pos lintas batas negara yang ada di Aruk ini agar betul-betul digunakan masyarakat untuk pusat pertumbuhan ekonomi yang baru," ucap Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLBN Aruk.
Presiden Jokowi juga meminta PLBN Aruk bukan hanya menjadi kantor instansi pemerintah tapi juga berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Harusnya masyarakat bisa memanfaatkan pos lintas batas ini untuk menumbuhkan ekonomi yang ada di Kabupaten Sambas," tegas Presiden.
2. PLBN Motaain
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, merupakan bangunan representasi, simbol, dan kinerja pengelolaan perbatasan negara yang dibangun di Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. PLBN Motaain berjarak 296 Km dari Kota Kupang, namun dapat di jangkau dengan penerbangan udara kurang lebih 50 menit dari Kupang ke Atambua, Kabupaten Belu, dan dilanjutkan perjalanan darat kurang lebih 21 Km dengan jarak tempuh 45 sampai dengan 60 menit dari Kota Atambua.
PLBN Motaain dibangun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 PLBN Terpadu dan Sarana Praarana Penunjang di Kawasan Perbatasan. Presiden Joko Widodo meresmikan PLBN Motaain yang memiliki luas 8,5 Ha ini pada 28 Desember 2016. PLBN Motaain terhubung dengan Pintu Perbatasan Batugade di Timor Leste.
Bentuk bangunan PLBN Motaain mengadopsi arsitektur rumah adat tradisional dan ornamennya mengadopsi corak ukiran tradisional masyarakat NTT. PLBN Motaain mengadopsi atap tradisional Rumah Matabesi yang merupakan rumah adat masyarakat Belu. Sedangkan ornamen sun shading digunakan pada atap bangunan pemeriksaan kendaraan pribadi mengadopsi corak tenun setempat.
PLBN Motaain menjadi tempat terpadunya pemeriksaan imigrasi, bea cukai, karantina pertanian dan ikan, serta karantina kesehatan bagi pelintas batas dari Indonesia ke Timor Leste maupun sebaliknya.
Selain layanan pelintas batas, juga dilengkapi fasilitas seperti pasar perbatasan, rumah ibadah, wisma Indonesia, plaza, mess pegawai, rumah ibadah, serta beberapa fasilitas layanan publik hingga ruang terbuka hijau.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa PLBN Motaain adalah wajah Indonesia yang tidak hanya menjadi tempat pemeriksaan atau pelayanan imigrasi, bea cukai, atau pos lintas batas semata, tetapi juga harus menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru di NTT.
“Pos perbatasan ini kalau dilihat betul secara detil bukan hanya fungsi-fungsi keimigrasian atau urusan bea cukai, tetapi urusan ekonomi rakyat yang lebih penting sehingga pasar tradisional yang besar kita bangun di sini. Kita harapkan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar,” ujar Presiden Jokowi.
3. PLBN Skouw
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, merupakan bangunan representasi, simbol, dan kinerja pengelolaan perbatasan negara yang dibangun di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Presiden Joko Widodo meresmikan PLBN Skouw pada 9 Mei 2017. PLBN Skouw berjarak 53 Km dari Kota Jayapura. PLBN Skouw dapat dijangkau menggunakan kendaraan darat dari kota Jayapura dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam.
PLBN Skouw yang dibangun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 PLBN Terpadu dan Sarana Praarana Penunjang di Kawasan Perbatasan. PLBN Skouw terhubung dengan Pintu Perbatasan Wutung di Papua New Guinea.
PLBN Skouw mengunakan desain bangunan Rumah Tangfa, Bentuk dan Warna Tifa, Motif Suku Lokal yang merupakan ciri rumah di daerah Skouw dan Sota. Rumah tersebut memiliki atap dengan bentukan perisai dan memiliki 2 (dua) ruang panjang untuk masyarakat berkumpul, sedangkan bagian tengah berfungsi sebagai sirkulasi.
PLBN Skouw menjadi tempat terpadunya pemeriksaan imigrasi, bea cukai, karantina pertanian dan ikan, serta karantina kesehatan bagi pelintas batas dari Indonesia ke Papua New Guinea maupun sebaliknya.
Selain layanan pelintas batas, juga dilengkapi fasilitas seperti gedung serbaguna, klinik, amphitheater, pasar perbatasan, rumah ibadah, wisma Indonesia, mess pegawai, rumah ibadah, serta beberapa fasilitas layanan publik hingga ruang terbuka hijau.
Pada saat peresmian PLBN Skouw, Presiden Joko Widodo menekankan pada pentingnya PLBN Skouw untuk dimanfaatkan warga lokal. Ia meminta kios untuk asyarakat asli Papua ditambah jumlahnya. Presiden tidak ingin apabila warga setempat tidak mendapat manfaat apa pun dari pembangunan. Presiden Jokowi ingin masyarakat sekitar dapat menggerakan roda perekonomian di perbatasan negara dengan memanfaatkan PLBN Skouw ini.
"Daerah perbatasan tidak boleh dilupakan karena merupakan beranda terdepan Indonesia seperti di Skouw, harus menjadi kebanggaan kita semuanya, kebanggaan masyarakat Papua, kebanggaan Indonesia, dan pembangunannya juga harus menciptakan kantong-kantong pertumbuhan ekonomi baru, itu wajib," kata Presiden Jokowi.
4.PLBN Entikong
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, merupakan bangunan representasi, simbol, dan kinerja pengelolaan perbatasan negara yang dibangun di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Presiden Joko Widodo meresmikan PLBN Entikong pada 21 Desember 2016. Jarak Kota Pontianak menuju PLBN Entikong kurang lebih 243,3 Km. PLBN Entikong dapat dijangkau menggunakan kendaraan darat dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam melewati sebagian wilayah Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sanggau.
PLBN Entikong mengadopsi arsitektur rumah adat tradisional dan ornamennya mengadopsi corak ukiran tradisional khas masyarakat kalimantan. Konsep atas bangunan PLBN Entikong ditransformasi dari bentuk Rumah Panjang dan Perisai suku Dayak. Perisai merupakan bagian pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melindungi, sedangkan corak dan warna diterapkan pada bagian elemen dinding dan relief pada bagian pintu gerbang.
PLBN Entikong menjadi tempat terpadunya pemeriksaan imigrasi, bea cukai, karantina pertanian dan ikan, serta karantina kesehatan bagi pelintas batas dari Indonesia ke Malaysia maupun sebaliknya. PLBN Entikong terhubung dengan Pintu Perbatasan Tebedu, Serian di Serawak, Malaysia.
Selain layanan pelintas batas, juga dilengkapi fasilitas seperti mess pegawai, wisma Indonesia, pasar perbatasan, rumah ibadah, convenience store, serta beberapa fasilitas layanan publik hingga plaza/ruang terbuka hijau.
Pembangunan kembali PLBN Entikong bukanlah semata-mata untuk sekedar menunjukkan kemegahan bangunan semata, namun utamanya jelas untuk menunjukkan kemampuan dan menjadi kebanggaan dari bangsa Indonesia.
Meski demikian, pembangunan wilayah perbatasan tersebut tidaklah cukup sebatas bangunan fisik semata. Bapak Presiden Joko Widodo kemudian menginstruksikan untuk segera menggerakkan roda perekonomian di kawasan tersebut. Untuk itu, Presiden meminta agar dibangun pasar di sekitar PLBN Entikong guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. "Kita harus mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari adanya perbaikan pos lintas batas Entikong ini," ucap Presiden Jokowi saat meresmikan PLBN Entikong.