Selamat tinggal Tahun Ular Air dan selamat datang Tahun Kuda Kayu.
Tahun baru China pada tahun 2014 jatuh pada tanggal 31 Januari 2014, diwakili dengan lambang (shio) Kuda. Unsur yang menyertainya adalah kayu. Kuda melambangkan kerja keras, mandiri dan suka cita.
Kuda di tengah bangsa Indonesia
Kuda mempunyai peranan penting bagi perkembangan peradaban manusia, begitu pula yang terjadi di Indonesia. Selain sebagai alat transportasi, kuda seringkali dijadikan objek dalam kesenian tradisonal Indonesia. Salah satunya adalah Kuda Lumping, merupakan kesenian tari tradisional berasal dari Jawa yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan. Kuda juga dijadikan sarana olah raga tradisional dan adu ketangkasan seperti pada Pacuan Kuda Gayo. Di pulau Sumbawa, kuda diternakan untuk dimanfaatkan susunya.
Kuda Sumbawa
Dalam perspektif masyarakat Bima, kuda merupakan bagian integral dalam kehidupan masyarakat. Kuda bukan saja dipandang dari sisi pemantaatannya baik sebagai hewan piaraan maupun transportasi. Namun kuda bagi masyarakat Bima menyentuh aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama.
Dalam falsafah hidup masyarakat Birma, ada empat pilar penting yang wajib dilakukan dan menjadi pilihan hidup yang melekat sebagai sebuah kebarnggan, yaitu Wei Ma Taho (istri yang baik), Uma Ma Taho (rumah yang baik), Daha Ma Taho ( senjata pusaka yang baik), dan Jora Ma Taho (kuda yang baik). Kuda merupakan sarana transportasi yang mendominasi kehidupan masyarakat, maka mutlak diperlukan sebagai kendaraan.
Kuda Sumbawa memiliki postur rendah bila dibandingkan kuda-kuda ras lainnya. Tinggi punggung kuda antara 130- 142 Cm. Banyak dipakai orang untuk kuda tarik, kuda tunggang dan bahkan kuda pacu. Keistimewaannya terletak pada kaki dan kukunya yang kuat dan Teher besar. la juga memiliki daya tahan (endurance) yang istimewa. Warna rambutnya bervariasi: hitam, putih, merah, dragem, hitam maid (brownish black), bopong (krem), abu-abu (dawuk), atau juga belang (plongko).
Kuda Lumping
Adalah tarian tradisional Jawa yang menampil kan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Kuda Lumping merupakan bagian dari pagelaran tari reog.
Meskipun berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Pacuan Kuda Tradisional Gayo
Diketahui diselenggarakan sejak jaman kolonial Belanda untuk merayakan masa panen hasil pertanian. Pacuan kuda tanpa menggunakan pelana ini ditunggangi oleh joki cilik yang pada umumnya berusia di bawah 15 tahun.
Pada mulanya kuda yang digunakan adalah kuda Gayo yang bertubuh kecil, namun belakangan kuda pacuan bertubuh lebih tinggi karena merupakan hasil persilangan dengan kuda asal Australia.
Saat ini, pacuan kuda tradisional ini diselenggarakan untuk menyambut ulang tahun kota dan peringatan Hari Kemerdekaan RI.