Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Bosnia dan Herzegovina adalah kisah solidaritas, dukungan, dan kerja sama yang unik. Meskipun terpisahkan oleh jarak geografis, kedua negara telah menjalin ikatan yang kuat, terutama didasari oleh dukungan historis Indonesia terhadap kedaulatan Bosnia dan Herzegovina selama masa-masa sulitnya.
Hubungan ini bermula dari keprihatinan mendalam Indonesia terhadap konflik di Bosnia dan Herzegovina pada awal tahun 1990-an. Sebagai negara dengan mayoritas Muslim, Indonesia secara aktif menyuarakan dukungan untuk kemerdekaan dan kedaulatan Bosnia di forum internasional. Dukungan ini tidak hanya terbatas pada pernyataan politik; Indonesia juga mengirimkan bantuan kemanusiaan dan memainkan peran konstruktif dalam mendorong perdamaian di kawasan Balkan. Solidaritas ini membangun fondasi kuat yang menjadi landasan bagi hubungan bilateral yang berkembang setelah konflik berakhir.
Setelah Bosnia dan Herzegovina meraih kemerdekaannya, hubungan kedua negara semakin diperkuat. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sarajevo secara resmi didirikan, menjadi simbol komitmen Indonesia untuk terus memperdalam kerja sama. Sejak saat itu, kedua negara aktif menjalin kerja sama di berbagai bidang.
Di sektor ekonomi, upaya terus dilakukan untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi. Meskipun nilai perdagangan masih relatif kecil, potensi kerja sama di bidang energi, pariwisata, dan industri strategis lainnya terus dieksplorasi. Pertukaran budaya juga menjadi pilar penting dalam hubungan ini. Pertukaran pelajar, festival budaya, dan pameran seni sering kali diselenggarakan untuk memperkenalkan kekayaan budaya masing-masing negara.
Pada 3 Oktober 2025, hubungan bilateral antara Indonesia dan Bosnia dan Herzegovina akan mencapai momen bersejarah dengan penerbitan prangko bersama. Penerbitan ini menampilkan dua simbol keagamaan yang ikonik: Masjid Istiqlal di Jakarta, Indonesia, dan Masjid Istiklal di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina. Prangko ini tidak hanya merayakan hubungan erat kedua negara, tetapi juga menjadi pengingat akan nilai-nilai universal yang dianut bersama, yakni persaudaraan, perdamaian, dan toleransi beragama.