Upacara adat di Indonesia adalah cerminan kekayaan budaya dan spiritualitas yang diwariskan secara turun-temurun. Setiap daerah memiliki tradisi unik yang dipegang teguh, seringkali melibatkan ritual, tarian, musik, dan sesaji untuk menghormati leluhur, alam, atau Tuhan. Upacara-upacara ini tidak hanya berfungsi sebagai perayaan, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai luhur, norma sosial, dan identitas komunal, mempererat hubungan antarindividu dan masyarakat.
Berbagai upacara adat ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memukau. Dari Sabang hingga Merauke, tradisi-tradisi ini menjadi bukti betapa beragamnya Indonesia. Upacara adat bukan sekadar tontonan, melainkan juga sebuah pengalaman mendalam yang mengajak kita memahami kearifan lokal dan filosofi hidup masyarakat adat. Ini adalah warisan tak benda yang patut dilestarikan dan dibanggakan.
Di Trenggalek, Jawa Timur, terdapat upacara adat Ngetung Batih yang unik. Upacara ini merupakan tradisi perhitungan anggota keluarga yang masih hidup atau keturunan dari satu leluhur. Tujuannya adalah untuk mendata dan mempererat tali silaturahmi antaranggota keluarga besar, sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Prosesinya melibatkan pertemuan keluarga besar, pembacaan silsilah, dan kadang diiringi dengan doa bersama serta makan bersama.
Dari Papua Pegunungan, ada upacara adat Bakar Batu yang sangat ikonik. Upacara ini adalah salah satu tradisi terpenting masyarakat pegunungan Papua, yang digunakan untuk berbagai perayaan seperti pesta pernikahan, penyambutan tamu penting, atau sebagai tanda syukur atas panen melimpah. Prosesi utamanya adalah membakar batu hingga pijar, kemudian batu panas tersebut digunakan untuk memasak daging babi dan umbi-umbian di dalam lubang yang telah disiapkan.
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, upacara adat Bau Nyale merupakan tradisi penangkapan cacing laut (nyale) yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Upacara ini biasanya diselenggarakan setahun sekali pada bulan Februari atau Maret di pantai selatan Lombok, dan menjadi momen penting bagi masyarakat Sasak untuk berdoa dan berharap keberkahan. Ribuan orang akan berkumpul di pantai untuk mencari nyale, yang konon membawa keberuntungan.
Ngobeng adalah upacara adat makan bersama yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tradisi ini menggambarkan kebersamaan dan kerukunan, di mana hidangan disajikan di nampan besar dan disantap bersama-sama oleh beberapa orang secara lesehan. Ngobeng seringkali diadakan dalam acara-acara besar seperti pernikahan, syukuran, atau pertemuan keluarga, mencerminkan nilai gotong royong dan keakraban masyarakat Palembang.
Sebagai bentuk apresiasi dan pelestarian budaya, Prangko Upacara Adat Indonesia yang menampilkan upacara-upacara adat tersebut di atas direncanakan akan diterbitkan pada tanggal 29 Juli 2025. Penerbitan prangko ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekayaan budaya Indonesia dan mempromosikan pariwisata budaya baik di tingkat nasional maupun internasional.